Jakarta -Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga, usul penyaluran pupuk bersubsidi dihapuskan saja. Sebab, selama ini subsidi pupuk dinilai selalu rawan dikorupsi, di sisi lain petani tetap kesulitan menjual gabahnya di harga layak saat panen.
Menurut Puspayoga, manfaat lebih besar akan dirasakan petani jika dana subsidi pupuk dialihkan untuk pembelian gabah petani.
"Petani itu mikirnya sederhana, saat panen yang penting ada yang beli, agar tak ada lagi yang namanya tengkulak," kata Puspayoga saat rapat dengan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) di kantornya, Kuningan, Jakarta, Senin (15/2/2016).
Dia mencontohkan, di beberapa daerah, masih banyak pupuk subsidi yang tak sampai ke petani. Sementara, jika subsidi dihapus, distribusi pupuk tak perlu diawasi ketat, petani pun bisa memperoleh pupuk dengan mudah saat panen.
"Yang penting buat petani saat panen ada yang beli gabahnya. Kemudian, pas tanam pupuknya ada, uang (subsidi) itu kalau bisa jangan buat subsidi, tapi buat beli gabahnya. Lalu potong tengkulaknya dengan beli harga gabah di atas pasaran," ungkap Puspayoga.
Mantan Wakil Gubernur Bali ini berujar, pemerintah bisa menghidupkan lagi peran Koperasi Unit Desa (KUD). KUD ini nantinya bisa bekerjasama dengan Perum Bulog dalam pembelian gabah yang dibeli di atas harga pasar tersebut.
"Dulu ada 7.000 KUD, sekarang yang aktif hanya 150 KUD. Pada habis di mana-mana saat 1998. Ini kan bagian dari syarat IMF agar lakukan perdagangan bebas. Nah ini yang perlu diperbaiki sekarang," tutupnya.
Sumber : detik.com